Minggu, 19 Februari 2012

Ketika Mata Ini Enggan Terpejam


Malam ini tepat 19 Februari, mata enggan terpejam, diusik gelisah pada tengah malam yang terasa panjang tanpa pagi. Sederetan  kata pun mulai bermain-main menawarkan jemari dan pikiranku untuk segera menuangkannya pada selembar kertas putih penuh kedamaian. Kini malam semakin larut Aku terbujur dalam kekakuan. Karena hati terpasung dalam kesepian. Aku terpaku di dalam kesunyian Terdiam menatap ilusi kesendirian. Diriku seakan terbiar dalam kehampaan,Kebekuan jiwa menjelma. Kedinginan nurani selalu menemani.

Arrgghhh.. Ingin rasanya aku mengutuk setiap malam... 
Tapi itu keliru..Aku yakin ada banyak makna dibalik ini.

Raabb.. 
Aku merindu tentang kehangatan. Aku bermimpi tentang keindahan. Saat tirai kegalauan mulai tersibak Fatamorgana menjauh dari realita Hingga tersingkaplah kebenderangan Makna kedamaian yang hakiki dibalik smua ini 


Raabb..
Di dalam kedinginan jiwaku dekaplah erat kalbuku, songsong aku menuju pagi yang cerah agar esok aku dapat menyambut pagi dengan sesuatu yang indan untuk mewujudkan CITA dan CINTA..

UNTAIAN SEKEPING HARAPAN

Inginku sederhana, menjadi ibu dari anak-anakmu, juru masak dalam rumah tanggamu, juru pijat dari letihmu, teman dari sepimu, pendengar dari keluh kesahmu, tangis dalam sedihmu, tawa dalam bahagiamu, penopang dalam rapuhmu, penyejuk dalam marahmu, makmum dalam sholatmu, pengamin dalam do’a-do’amu, juga maaf dalam khilafmu.  

Inginku sederhana…menjadi rusuk yang senantiasa melindungi jantungmu yang tak letih berdetak, dalam sebuah naungan yang suci..

Tak akan letih diri ini karena senyumku akan selalu membasuh lelahmu”
“Akan Selalu ramai rumah kelak dengan sendaku bagimu”
“Lihatlah jiwa ragaku telah mati hanya untukmu, dan bermunajah untuk bersamamu dalam suka dan duka”
“Engkau tak akan pernah rapuh karenaku disampingmu”
“Engkau bagai air sejuk dari mata air yang selalu menenangkan jiwaku walau terik hatiku”
“Surgaku adalah surgamu dunia dan akhirat”

Aku menginginkanmu karena ALLAH....